Gawat Ini ! Penjual Berani Menolak Konsumen by@AdrianoGiovani

Waspadalah ! Penjualan MELEJIT karena menekan HOT BUTTON konsumen By @AdrianoGiovani
January 20, 2015
Saatnya Merek INDONESIA Mendunia, Setelah Jepang, Korea dan Cina By@AdrianoGiovani
February 9, 2015

Kisah ini sebetulnya howtosaynoterjadi sudah sekitar pertengahan Desember 2014  yang lalu hanya saja saya yang terlibat dalam kejadian ini baru sekarang terpikir untuk menjadikannya sebagai bahan artikel terbaru saya dan artikel ini saya tulis di dalam kereta Argo Parahyangan dari Bandung menuju Jakarta  loh..hehhehheehe..gak penting ya sebetulnya tapi jadi penting untuk saya karena udah lama sekali saya tidak naik kereta Bandung-  Jakarta ini (sekitar lebih dari 14 Tahun)..OK kita kembali ke topik ya, Pada waktu itu dalam perjalanan menuju rumah dari aktivitas sehari – hari di hari jumat malam sekitar jam 7  tiba – tiba  indikator aki di mobil yang saya kemudikan menyala merah dan tentu saja membuat jantung saya berdegup lebih kencang dari  sebelumnya (kalau sama sekali gak berdegup juga bahaya loh itu…hehehehe) karena itu pertanda ada sesuatu dengan Aki mobil dan resiko terburuk yang langsung terbayang adalah mobil mogok di saat jalanan sedang ramai dan bahkan macet.

Akhirnya saya coba tekan klakson dan memang bunyinya sangat lemah sekali ditambah lampu dashboard yang terlihat semakin memperkuat dugaan saya bahwa memang aki mobil saya tersebut dalam kondisi yang sangat lemah sekali kondisi arus listriknya dan saya putuskan mengambil tindakan darurat yaitu saya belokan mobil ke dalam area gedung terdekat yang ada dengan tujuan setelah itu saya akan telpon 24 Jam Service dealer tempat saya membeli mobil yang saya pakai itu dan setelah mendapatkan lokasi parker yang pas  saya langsung telpon contact centernya dan akhirnya terjadi perbincangan saya dengan montir dari service center tersebut dan meraka melakukan diagnosa apa keluhan pada kendaraan saya dan saya ceritakan semua yang saya alami , lalu petugas tersebut bertanya berapa usia kendaraan saya dan saya jawab “Sudah 2 Tahun Mas” lalu dia menanggapi “Wah kalau melihat kondisi dan usia kendaraan, menurut saya sudah waktunya Bapak mengganti aki dan nanti kami siap bawakan”.

Melihat seketika dia berusaha langsung merekomendasikan ganti aki sementara saya berharap dia datang dan cek dulu kondisi realnya seperti apa barulah saya diberikan rekomendasi tindakan atau penggantian spare part akhirnya saya meminta dia mereka untuk datang dahulu ke lokasi saya berada (ini memang service yang mereka andalkan) dan mengecek langsung kendaraan dan kalaupun toh saya memang ternyata harus ganti aki bukankah tidak harus langsung dilakukan malam itu juga bisa saja di hari sabtu pagi besoknya di bengkel terdekat dari rumah saya, apalagi memang sebelumnya memang saya berencana untuk service rutin ke bengkel langganan utk perawatan 30.000 km sesuai yang saya ikuti dari label

Saya sangat merasakan montir 24 Jam tersebut dari awal berusaha menekan dan cenderung memaksa untuk saya agar mau memutuskan untuk segera mengganti aki malam itu juga dan sejak saat itu juga saya jadi merasa “hilang respek” ke montir tersebut.

Akhirnya 30  menit sejak saya telpon, mobil “Bala bantuan” datang beserta montir yang sebelumnya on line by phone plus satu orang rekannya dan akhirnya mereka melakukan pengecekan terutama terhadap aki yang memang memiliki indikasi adanya masalah disitu dan ternyata ada satu bagian yang kosong akinya karena kelalaian saya tidak rajin cek aie aki dan lagi – lagi mereka  meminta saya mengganti aki hanya saya saja meminta mereka untuk menjumper saja dulu aki yang ada dan untuk ganti aki akan saya lakukan besok paginya ke bengkel.

Kesimpulan sementara dari kisah saya diatas (Kesimpulan 1)  adalah ketika seorang penjual terlalu cepat melakukan rekomendasi /presentasi produk tanpa cukup waktu untuk mendengar (Sekali lagi MENDENGAR) apa yang menjadi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen makan hal ini bisa menjadi bumerang bagi si penjual karena akan membuat konsumen merasa dipaksa dan akhirnya hilang respek terhadap si sales, Padahal ketika penjual mencoba menggali kebutuhan calon konsumennya dengan melakukan pertanyaan yang cerdas dan menjadi sumber untuk sang penjual mengeluarkan rekomendasinya produk yang sesuai kebutuhan konsumen tersebut , maka ini dijamin akan meningkatkan kemungkinan untuk Closing. (Akurasi Closingnya tinggi)

Ok, Kita lanjutkan ya kisahnya… Dan tibalah hari sabtu pagi keesokan harinya dimana saya sesuai rencana mendatangi bengkel untuk service rutin di 30,000 km plus sekalian memfollow up soaknya aki saya dan mengganti dengan aki baru jika memang itu diharuskan oleh bengkel.

Saat saya melakukan Registrasi untuk  mobil saya, sang SPV membuka komputer untuk mengetahui track record mobil saya dan dia mengatakan bahwa saya terlalu cepat datang ke bengkel karena harusnya saya kembali di Km 34,000 bukan 30,000 seperti yang ternyata saya salah lihat karena label “service” yang tertera di dashboard saya sudah pudah pudar dan menyarankan saya untuk kembali ke bengkel di akhir januari saja. Akhirnya saya juga menceritakan masalah yang terjadi sehubungan dengan aki saya semalam lalu diapun mengatakan akan segera melakukan pengecekan aki dan tidak lama dia datang dengan mengatakan bahwa hasil pengecekannya adalah Aki saya masih Ok dan belum perlu diganti dan saya tegaskan beberapa kali ke SPV tersebut apakah betul saya gak perlu ganti Aki dulu karena semalam montir lainnya mengatakan saya sudah harus ganti aki dan denga mantap dia mengatakan Bahwa saya belum waktunya ganti aki.

Wahh..Wah..Wahh…nyaman, tenang dan aman rasanya saya di handle oleh SPV bengkel ini ketika dia “menolak” kedatangan saya untuk Service di hari tesebut dan juga dia “Menolak” keinginan saya yang kedua yaitu untuk mengganti aki yang saya pikir sudah kenapa – kenapa itu. Beneran keren perilakunya cara memberikan penjelasan kenapa dia tidak mau menerima mobil saya pagi itu, padahal kalaupun dia menjalankan service 30,000 km-nya dan meminta saya ganti aki dijamin saya pasti akan nurut – nurut saja, apalagi saya ini termasuk yang awam dalam soal otomotif dan Bukankah kalau dia terima semua keinginan saya itu juga artinya dia mendapatkan penjualan untuk bengkelnya pada hari tersebut dari mobil saya dan itu tidak dia lakukan.

 

Kesimpulan kisah diatas (Kesimpulan 2) Ini nich perilaku konsultan yang bener, sementara banyak penjual pakai judul “Sales Consultant”, “Marketing Consultant”, “Product Consultant” dan lainnya tetapi perilakunya gak pernah benar – benar melakukan penjualan dengan semangat untuk memenuhi kebutuhan konsumennya yang ada malah semangat untuk memenuhi kebutuhan pribadi demi target, Komisi, insentif dan sejenisnya.

Penjual yang Handal dan awet dengan pencapaiannya yang  keren pastilah mereka yang memikirkan bagaimana produknya bisa memenuhi kebutuhan konsumen bukan hanya dalam jangka pendek tapi juga dalam jangka panjang karena ini juga berhubungan dengan Kejujuran yang juga berdampak besar terhadap nama baiknya dan nama baik ini Harganya Super Duper Mahal Buanget….Sementara komisi adalah merupakan efek samping dari niat baik kita memenuhi keutuhan konsumen.

Yuk Kita miliki Semangat “Menjual berdasarkan kebutuhan Konsumen” yang asli dan diaplikasikan bukan hanya keren di jabatan di kartu nama, kalau ini dilakukan sebagai semangat dasar maka dijamin konsumen lebih mudah jadi loyal dan bahkan menjadi penyebar referensi tentang Produk kita.

 

Salam Sukses Mulia

Adriano Giovani (@Adrianogiovani / 081584773870)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *